Rabu, 06 Oktober 2021

86 HARI_TERJERAT HUTANG

Hutang lagi...Hutang lagi. Udah bosan rasanya aku mendengar itu. Berhutang adalah pilihan terakhir dalam hidupku dan aku tidak ingin berhutang. Apapun kondisi hidup yang akan menimpaku sebisa mungkin aku tidak ingin berhutang jika merasa tak sanggup untuk membayarnya. Hutang memang menjadi sebuah solusi jika kita memiliki kemampuan untuk membayarnya. Tapi hutang juga akan menjadi sebuah bencana yang akan menghancurkanmu berkeping-keping jika kau tak sanggup untuk membayarnya. 


Sebelum kau memutuskan untuk berhutang baik kepada teman, keluarga, orang lain ataupun ke per bankkan pikirkanlah matang-matang rencana itu. Jika kamu salah perhitungan, hutang akan menjadi bencana yang akan menghancurkanmu. Sudah banyak kasus dan cerita orang yang berhutang dan kisahnya begitu tragis sampai ada yang bunuh diri. Sungguh mengerikan bukan. 


Di dalam bermasyarakat, berhutang merupakan hal biasa yang sering terjadi. Ketika seseorang sedang kepepet untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, hutang seakan menjadi sebuah solusi jitu. Namun perlu diingat hutang adalah pilihan terakhir yang harus kamu ambil untuk mengatasi masalah keuanganmu. Berhutang bagi sebagian orang sudah menjadi candu. Orang yang sering berhutang dan tidak memiliki kemampuan untuk membayar biasanya akan berhutang lagi ke orang lain untuk menutupi hutangnya yang lain. 


Gali lobang tutup lobang itu adalah kata keren bagi para penghutang. Gali lobang tutup lobang hal itulah yang dilakukan orang tuaku khususnhya bapakku. Bapak ku dari sejak mudanya sudah memiliki kebiasan berhutang dan ini sudah sangat membahayakan. Kebiasan bapak ku tidak mau menghilang hingga di usia tuanya dan itu sungguh meresahkan. Hutang bapakku dimana-mana sudah menumpuk dan uang hasil dari menghutang itu hilang entah kemana karena tidak digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.


Mungkin akan ada sedikit rasa lega jika hutang yang dilakukan bapakku untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tapi nyatanya uang itu digunakan untuk menyenangkan dirinya sendiri. Sudah cape rasanya melihat ibuku membayar hutang-hutang bapakku, dan kini aku pun ketiban sial karena membayar utang bapakku. Sudah di nasehatin tapi gak mempan. Rasanya orang ini harus diusir dari rumah.


Aku dan mamahku mungkin tidak akan keberatan jika bapakku punya banyak hutang asalkan di membayar hutang-hutangnya. Tapi kenyataannya berbeda dan aku sungguh kesal padanya. Sudah disebutkan bahwa jika kau tak sanggup membayar janganlah berhutang. Hutang akan membuatmu gelisah siang malam dan bikin tak nyenyak tidur.


Orang yang memiliki hutang seharusnya ketar-ketir dan berusaha untuk berkerja lebih maksimal agar mampu membayar semua hutang-hutangnya. Tapi yang dilakukan bapakku sungguh kebalikannya bukannya mikirin buat bayar hutangnya yang ada malah nyusahin keluarga. Etos kerja yang dimiliki bapakku sangat rendah. Dahulu aku berpikir mungkin seiring berjalannya waktu bapakku akan berubah tapi ternyata tetap saja begitu. Apakah ini memang tabiatnya, mungkin jawabannya iya.


Berbicara tentang kebiasan ada sebagian orang yang menyadari bahwa dirinya memiliki kebiasan buruk dan berusaha untuk menghilangkannya. Namun ada sebagian orang lagi yang lebih parah dia tak sadar bahwa dirinya memiliki kebiasan buruk. Orang yang tidak sadar ini yang membahayakan orang lain. Kebiasan buruk itu adalah salah satunya suka berhutang. Bagi yang punya kebiasan berhutang STOP jangan dilakukan lagi. Untuk menghilangkan kebiasaan buruk salah satu persulit akses untuk melakukan kebiasan buruk dan permudah akses untuk melakukan kebiasaan baik. Dan jangan lupa untuk tetap memantau kebiasaanmu setiap harinya.


Sudah cukup tulisan kali ini, sebenarnya aku ingin menceritakan apa yang kejadian yang bikin aku kesal terkait terjerat hutang ini. tapi ya sudahlah. Ini adalah ceritaku 86 hari menuju 2022. tulisan ini sengaja dibuat untuk sebagai bahan pelajaran khusunya bagiku. 


Artikel Terkait


EmoticonEmoticon